- 
Arabic
 - 
ar
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Tasawuf sebagai Kunci Peningkatan Kualitas SDM di Era Kontemporer

May 2025

Durasi baca 4 menit

UNPAB, Medan — Di tengah derasnya arus modernisasi yang seringkali mengesampingkan aspek spiritual, kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya kompeten secara intelektual tetapi juga matang secara rohani menjadi semakin mendesak. Menjawab tantangan ini, Program Studi Ilmu Filsafat dari Fakultas Agama Islam dan Humaniora (FAIH) Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan menggelar sebuah diskusi ilmiah yang relevan dan mendalam. Bertempat di Gelanggang Mahabento UNPAB pada tanggal 27 Mei 2025, acara bertajuk “Peran Tasawuf dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia” ini sukses menarik perhatian, dihadiri oleh kurang lebih 150 mahasiswa yang antusias.

Diskusi ini terselenggara atas kerja sama yang solid antara Prodi Ilmu Filsafat UNPAB dengan dua lembaga penting lainnya, yakni Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI) dan Baitul Jafar. Kolaborasi ketiga entitas ini mencerminkan komitmen bersama untuk mengeksplorasi dan menyebarluaskan nilai-nilai luhur tasawuf sebagai fondasi esensial dalam pembentukan karakter dan peningkatan mutu SDM.

Landasan dan Komitmen Institusional

Acara dibuka secara resmi dengan sambutan dari Dr. Abdi Syahrial, Lc., MA, Dekan FAIH UNPAB. Beliau menekankan signifikansi kajian spiritual-intelektual dalam lingkungan akademis sebagai respons terhadap tantangan zaman yang menuntut keseimbangan antara kemajuan material dan kedalaman spiritual.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Muhammad Rifa Badawi, M.Pd, Koordinator Program Studi Ilmu Filsafat UNPAB. Dengan lugas, beliau menyoroti fenomena kontemporer, “Hari dunia nampaknya semakin pintar dan canggih, tapi sejatinya mereka hampa, kehampaan spritual itu nyata. Cerdas akal saja tidak cukup, tapi harus diimbangi dengan cerdas spritual, dan kita sudah punya tauladan nya yaitu ayah guru Prof. Kadirun Yahya sang founding father.” Pernyataan ini menjadi pengantar yang kuat akan urgensi tema diskusi.

Lebih lanjut, Bapak Muhammad Rifa Badawi memaparkan visi unik Prodi Ilmu Filsafat UNPAB, “Prodi filsafat kita bukan hanya filsafat an sich, tapi lebih dalam dari itu adalah filsafat metafisika, kita punya laboratorium teori ya dan juga praktek nya. Hanya dengan itu SDM kita bisa unggul.” Penjelasan ini menegaskan bahwa Prodi Ilmu Filsafat UNPAB tidak hanya berkutat pada diskursus filosofis teoritis, melainkan berupaya mengintegrasikan teori dan praktik, khususnya dalam ranah filsafat metafisika dan tasawuf, sebagai jalan menuju pembentukan SDM yang paripurna.

Garis Besar Pembahasan: Merajut Spiritualitas dalam Pengembangan Diri

Diskusi ilmiah yang dipandu oleh Siti Latifah, S.Fil., MA, Dosen Tetap Prodi Ilmu Filsafat UNPAB, menghadirkan dua narasumber berkompeten: Prof. Dr. Muzakkir, M.Ag, Guru Besar Tasawuf UIN SU, dan Said Muniruddin SE., M.Sc., AK., C, seorang Penulis Sufistik dan pengasuh Dayah Sufimuda Aceh. Dari paparan dan dialektika yang berkembang, beberapa poin krusial mengenai peran tasawuf dalam peningkatan SDM mengemuka sebagai garis besar pembahasan:

  1. Penyucian Diri (Tazkiyatun Nafs) sebagai Fondasi Utama: Ditekankan bahwa langkah awal dan fundamental dalam mengamalkan tasawuf adalah proses penyucian jiwa. Ini melibatkan upaya sadar untuk membersihkan diri dari sifat-sifat tercela seperti egoisme, kesombongan, iri hati, dan keterikatan berlebihan pada dunia material. Bagi SDM, jiwa yang bersih akan melahirkan integritas, kejujuran, dan etos kerja yang tinggi, serta kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsu dari perilaku negatif yang merugikan.
  2. Membangun Kedekatan dengan Sang Pencipta (Taqarrub Ilallah): Diskusi menyoroti bahwa tasawuf mengajarkan metode dan pentingnya upaya berkelanjutan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui ibadah yang khusyuk, dzikir yang konsisten, dan kepatuhan total, seorang individu dapat membangun hubungan spiritual yang intim dengan Tuhannya. Kedekatan ini menjadi sumber ketenangan batin, kekuatan menghadapi tantangan, dan motivasi intrinsik bagi SDM untuk berkarya dengan penuh dedikasi dan keberkahan.
  3. Manifestasi Akhlak Mulia (Al-Akhlak Al-Karimah): Sebagai hasil dari penyucian jiwa dan kedekatan spiritual, akan terbentuk akhlak yang mulia. Pembahasan menggarisbawahi bahwa tasawuf sangat menekankan internalisasi dan praktik etika luhur dalam setiap interaksi. Sifat-sifat seperti kasih sayang, kerendahan hati, keadilan, amanah, dan kepedulian sosial adalah cerminan dari individu yang telah tersentuh oleh nilai-nilai tasawuf. SDM dengan akhlak mulia akan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif.
  4. Meraih Hakikat Ilmu (Ilmu Haqiqi): Disampaikan bahwa tasawuf membuka pintu menuju pemahaman ilmu yang lebih hakiki, yakni pengetahuan yang bersumber tidak hanya dari nalar dan pengalaman inderawi, tetapi juga dari pencerahan spiritual dan ma’rifatullah. Ilmu ini memberikan kedalaman wawasan dan kearifan yang melampaui pengetahuan teknis semata, memungkinkan SDM untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana dan visioner.
  5. Menuju Kebahagiaan dan Kesuksesan Holistik (Dunia-Akhirat): Puncak dari pengamalan tasawuf adalah tercapainya kebahagiaan sejati yang mencakup aspek duniawi dan ukhrawi. Ajaran ini membimbing manusia untuk mencapai keseimbangan hidup, di mana kesuksesan material diimbangi dengan ketenteraman spiritual. SDM yang mencapai level ini akan memiliki resiliensi, kepuasan kerja, dan kemampuan menemukan makna dalam setiap aktivitasnya.

Sebuah poin penting yang mengemuka dalam diskusi adalah pernyataan bahwa “tasawuf adalah ajaran utama dalam pembentukan akhlak manusia, caranya adalah dengan jalan tariqoh.” Hal ini menyiratkan bahwa tasawuf bukan hanya konsep teoretis, melainkan sebuah jalan spiritual yang perlu diamalkan dan dialami secara langsung. Bagi mahasiswa, ditekankan pentingnya untuk tidak hanya menjadi pengkaji, tetapi juga berani “mengujicobanya (praktik)” agar dapat merasakan manfaatnya secara nyata dalam pembentukan diri. Kehadiran narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi sufi seperti dari Dayah Sufimuda Aceh tentunya memperkaya diskusi dengan perspektif teoretis dan pengalaman praktis implementasi tasawuf.

Sinergi Produktif: Prodi Ilmu Filsafat UNPAB, LIMTI, dan Baitul Jafar

Keberhasilan dan kedalaman diskusi ini tidak terlepas dari peran vital Program Studi Ilmu Filsafat FAIH UNPAB. Dengan fokus pada filsafat metafisika dan penyediaan “laboratorium teori dan praktek”, prodi ini menunjukkan komitmennya untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya unggul secara intelektual tetapi juga kaya secara spiritual.

Dukungan dari Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI) memperkuat aspek akademis dan ilmiah dari kajian tasawuf. Keterlibatan LIMTI memastikan bahwa pembahasan tasawuf dilakukan dengan landasan yang kokoh, mendorong penelitian dan diskursus yang mendalam di bidang ini.

Sementara itu, Baitul Jafar, sebagai mitra pendukung, melengkapi sinergi ini dengan menjembatani antara ranah akademis dan komunitas praktisi. Keterlibatan Baitul Jafar mengindikasikan adanya upaya untuk membumikan nilai-nilai tasawuf dalam konteks kehidupan sehari-hari dan komunitas.

Kolaborasi strategis antara institusi akademik (Prodi Ilmu Filsafat UNPAB), lembaga kajian ilmiah (LIMTI), dan wadah komunitas (Baitul Jafar) ini menciptakan sebuah ekosistem yang sangat kondusif bagi pengembangan, pemahaman, dan pengamalan tasawuf secara holistik.

Antusiasme Generasi Muda dan Harapan ke Depan

Antusiasme tinggi dari sekitar 150 mahasiswa yang hadir menjadi sinyal positif akan adanya kesadaran di kalangan generasi muda terhadap pentingnya dimensi spiritual. Di era yang serba cepat dan terkadang dangkal, kerinduan akan makna dan ketenangan batin menjadi sebuah kebutuhan yang tidak terelakkan.

Diskusi ilmiah seperti ini membuka cakrawala mahasiswa, menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual perlu diimbangi dengan kecerdasan spiritual untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan yang sejati.

Kesimpulan: Membangun SDM Unggul Berlandaskan Spiritualitas Luhur

Diskusi ilmiah “Peran Tasawuf dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia” di UNPAB Medan telah berhasil mengartikulasikan kembali urgensi nilai-nilai tasawuf dalam membentuk SDM yang tidak hanya kompeten tetapi juga berkarakter mulia. Garis besar pembahasan yang mencakup penyucian diri, kedekatan ilahi, akhlak karimah, ilmu hakiki, dan kebahagiaan holistik menawarkan panduan komprehensif bagi pengembangan diri.

Dengan komitmen kuat dari Prodi Ilmu Filsafat UNPAB, serta dukungan dari LIMTI dan Baitul Jafar, diharapkan upaya menanamkan nilai-nilai spiritual ini dapat terus berlanjut dan meluas. Acara ini adalah sebuah langkah maju dalam ikhtiar bersama membangun generasi SDM Indonesia yang unggul, beretika, dan memiliki kedalaman spiritual, siap menjawab tantangan zaman dengan kearifan dan integritas.

Share this post

May 27, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Telah Terbit: Trilogi

Telah terbit 3 buku (Trilogi) karya Dr. H. Abi Ahmad Baqi Arifin, SH. MH. MBA. CPM. Cphm dengan judul “Cahaya Terang“, “Kematian Kedua” dan “Semesta Keabadian. Hubungi kami untuk pemesanan (Rp. 350.000/paket).